Over the Limit

     Every human has their own limit. Entah itu limit tentang kemampuan, atau limit tentang perasaan. Aku menyebut kemampuan dan perasaan sebagai dua hal yang berbeda. 

    Menurutku, kemampuan adalah sesuatu yang ada pada dirimu, entah kamu memperolehnya secara alami sejak lahir atau kamu memperolehnya melalui sebuah proses belajar. Sedangkan perasaan adalah hal yang timbul atas reaksi dari hal-hal di sekitarmu. Dua-duanya memiliki batas. Kemampuan memiliki batas dan perasaan memiliki batas. Ini pendapatku.

    Kemampuanku dalam menulis memiliki batas tertentu. Dimana ketika aku didorong untuk menulis sesuatu yang aku kurang familiar atau bahkan sama sekali tidak tahu, maka aku dalam kondisi dimana kemampuan menulisku akan kurang dan terbatas. Ini bisa diatasi jika aku mau belajar dan mencoba mencari tahu mengenai hal yang aku tidak tahu itu. Batasan dalam kemampuan sebenarnya tergantung individu tersebut. Sehingga masing-masing individu memiliki batas yang berbeda-beda.

    Perasaanku yang sering aku gambarkan adalah rasa suka pada lawan jenis. Ini adalah contoh paling mudah untuk mendefinisikan arti perasaan secara umum. Meskipun pada dasarnya, definisi perasaan tidak sesederhana "rasa suka" atau "rasa tidak suka" kepada orang lain. Aku berpendapat bahwa perasaan memiliki batasan. Batasan ini muncul secara sadar karena dorongan dalam diri. Aku tidak dapat mendefinisikan proses yang jelas bagaimana ini dapat terjadi.

    Aku merasa bahwa setiap kali aku memiliki perasaan, aku selalu menetapkan batasan untuk perasaan itu. Seperti ada yang mendorongku untuk tidak terlarut dalam perasaan hingga nantinya logikaku tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ini selalu berlaku untuk perasaanku yang berkaitan dengan "rasa suka" dan "tidak suka" terhadap manusia (merujuk pada lawan jenis). Kategori perasaan yang lain bagiku tetap tidak ada batasan. Seperti perasaan sayang dan cinta untuk orang tua, saudara, teman, hewan, lingkungan, dan yang lain.

    To be continue......(if I want). 

     

Comments